KEMBALINYA KANJENG RATU NYI RORO
KIDUL – BIDING LAUT
Setelah begitu lama menjadi penguasa
pantai selatan akhirnya Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul diketahui dari mana asal
muasalnya. Ternyata Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul adalah Biding Laut Putri
Stilting dari Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon, hilangnya Biding Laut begini
ceritanya;
Ketika terjadi skandal cinta antara
Saribu Raja dengan Boru Pareme kedua adeknya Limbong Mulana dan Sagala Raja
bersekutu untuk membunuh Saribu Raja karena dianggap telah membuat aib
keluarga, kemudian Lau Raja segera memberitahukan serta menyuruh Saribu Raja
agar pergi dari kampung halamannya. Mendengar berita dari adeknya bahwa Saribu
Raja pergi meninggalkan kampung halamannya sedangkan Boru pareme
bersembunyi ke hutan.
Sebelum berangkat Saribu Raja
berpesan pada kakaknya Biding Laut agar menjaga dan membina adik-adik mereka
semua. Katanya “seharusnya saya yang bertanggung jawab kak, untuk menjaga dan
membina adek-adek kita tapi saya telah gagal dan akan pergi meninggalkan
kampung halaman kita. Kakak tidak perlu mencari saya, permintaan saya kakak
menjaga, memelihara, mengayomi adek-adek kita serta menjaga keutuhan nama besar
keluarga kita”.
Dengan berlinang airmata Biding Laut
bertanya, adikku kemana gerangan kamu pergi? kamu adikku juga, saya yang
seharusnya menjaga kamu dari segala bahaya, apalagi yang berniat membunuhmu
adalah adik kita, kamu tidak perlu takut, tinggallah disini, kita selesaikan
permasalahanmu secara kekeluargaan. Namun tekad dan pendirian Saribu Raja sudah
bulat untuk pergi.
Dia berpesan kepada Biding Laut dia
akan ke Barat dan tidak perlu mencarinya. Sebagai anak sulung Biding Laut
berpikir harus mencari adiknya dan mempersatukan kembali adik-adiknya. Biding
Laut bertekad harus menemukan Saribu Raja agar terhindar dari pembunuhan
adiknya. Biding Laut mengambil keputusan berangkat mencari adiknya Saribu Raja
ke arah Barat. Pencarianpun mulai dilakukan Biding Laut sesuai yang dikatakan
adiknya bahwa dia berangkat ke arah Barat. Biding Laut pun menelusuri jalan
kearah Barat, karena sangat sayang terhadap adiknya, Biding Laut tidak mengenal
siang dan malam bahkan terhadap hujan dan panas serta teriknya matahari tetap
dilaluluinya. Meski telah menyusuri lembah, menyeberangi sungai, mendaki gunung
namun Biding Laut tidak menemukan adiknya. Dalam benaknya dia bertanya
apakah adiknya masih hidup atau adiknya sengaja membohingi dirinya dengan
mengatakan dia pergi ke Barat padahal ke Timur!
Tanpa sadar Biding Laut sampai di
sebuah desa ditepi pantai tempat sandar nelayan penangkap ikan, dengan penuh
harapan dia bertanya pada seorang nelayan apakah pernah melihat seorang asing
lewat atau tinggal di desa itu. Setiap orang yang ditanya Biding Laut selalu
menjawab bahwa mereka tidak pernah ada yang melihat adiknya.
Dengan perasaan kesal dan kecewa
memikirkan sang adik akhirnya Biding Laut beristirahat ditepi pantai untuk
melepas rasa penat dan lelah. Dari pinggir pantai Biding Laut melihat sebuah
pulau timbul pikirannya jangan jangan adikku bersembunyi disana, lalu dia
bertanya kepada seorang nelayan, pak nama pulau itu apa? Sang nelayan menjawab,
pulau mursala, lalu Biding Laut meminta pak nelayan untuk mengantarnya ke pulau
tersebut. Setelah sampai dipulau itu, dia mencari disetiap pelosok pulau namun
tidak menemukan adiknya Saribu Raja, biding laut berteriak-teriak memanggil
nama adiknya dipulau itu namun tidak ada jawaban.
Sambil merenungkan kira-kira kemana
lagi dia harus mencari adiknya, Biding Laut bersandar pada sebuah pohon sambil
menikmati sejuknya anginyang berhembus membuat rasa kantuk tidak tertahankan
tanpa sadar dia tertidur. Tanpa sepengetahuan Biding Laut ternyata dari
seberang, ada seorang pemuda yang membuntutinya, pemuda itu kagum melihat
keberanian Biding Laut dan kelembutan serta wajahnya yang cantik. Timbullah
hasrat si pemuda itu untuk mendapatkan Biding Laut. Pemuda itu menghampiri
Biding Laut yang tertidur pulas serta membangunkannya, pemuda itu
menawarkan jasa untuk mengantarkan Biding Laut keseberang. Sambil berjalan
Biding Laut bertanya kepada pemuda itu apakah pernah bertemu atau melihat orang
asing karena saya sedang mencari adik saya Saribu Raja. Mengapa kamu mencari orang
yang tidak tahu dimana dia berada kepada saya kata pemuda itu. Saya tidak
pernah melihat ataupun mendengar Saribu Raja adikmu dan kalaupun saya pernah
melihat atau mendengar saya tidak akan memberitahukannya sebab kamu anggun dan
cantik jadi kamu lebih pantas menjadi istri saya, kata pemuda itu merayu.
Mendengar jawaban pemuda itu Biding Laut naik pitam dan mengusir pemuda itu.
Pemuda itupun pulang ke desanya dengan membawa dendam dihati.
Keesokan harinya pemuda itu
memberitahukan kepada temannya bahwa ia ditantang dan dipermalukan oleh seorang
gadis yang cantik dan sakti. Mendengar pengaduan pemuda itu teman-temannya
marah serta mengajak pemuda itu menunjukkan dimana tempatnya dan berangkatlah
mereka ke pulau mursala. Tanpa banyak tanya, anak-anak muda tersebut mengeroyok
Biding Laut yang sedang santai menikmati segarnya udara pagi. Tangan dan
kakinya diikat, ditelanjangi lalu diperkosa secara bergantian sampai Biding
Laut tidak sadarkan diri lalu dibunuh dan mayatnya dibuang ke laut. Dia pasrah
bahwa kematian akan datang, jasadnya boleh mati tetapi Roh kesaktiannya harus
tetap hidup, sebab tugas belum terlaksana adiknya Saribu Raja harus ditemukan
dimanapun dia berada.
Setelah lama mencari kakaknya yang
hilang akhirnya Nantinjo mengetahui dimana keberadaan sang kakak lalu Nantinjo
mengajak sorangannya nai Hotni dan panuturi beserta rombongan untuk
menemui penguasa alam gaib ke pangandaran. Sesampai dipangandaran Nantinjo
berbincang-bincang dengan Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul sebagai penguasa alam gaib
adapun hasil perbincangan mereka ( Nan = Nantinjo, Nyi = Nyi Roro Kidul).
Nan ; Terimakasih saya ucapkan atas
kesediaanmu menerima saya sebagai tamu, meskipun saya belum tahu siapa kamu
yang sebenarnya tapi kamu telah membantu saya dua kali dalam tugas saya. Sekarang
saya ingin mengetahui siapakah kamu sebenarnya? Siapa nama saudara kamu yang
hilang?
Nyi ; Terima kasih atas kujungan
kamu, kita memang sudah dua kali bertemu dan dengan ikhlas saya membantu sesuai
dengan permintaanmu. Sayalah penguasa diseluruh pantai selatan, nama saya Nyi
Roro Kidul. Kalau kamu bersedia membantu saya mencari dan mempertemukan dengan
adikku Saribu Raja, Saya sangat berterima kasih katanya sambil menangis karena
mengingat adiknya yang belum ditemukannya.
Nan ; Kalau demikian kamu adalah
kakakku biding laut yang juga tidak diketahui dimana keberadaannya, hilang pada
saat mencari abang Saribu Raja, saya adalah adikmu nantinjo yang paling bungsu
dari sepuluh kita bersaudara. Tolong kamu ingat dulu barang kali kakak lupa
akan masa kecil kita, Saribu Raja yang kakak cari abang saya juga,
Mendengar keterangan Nantinjo,
Biding Lautpun memeluk adiknya sambil menangis melepas kerinduan yang sangat
dalam, dan Nantinjo berjanjiakan berusaha secepatnya mempertemukan mereka.
Nyi ; Nama kecil saya memang Biding
Laut namun saya sendiri sudah lupa bagaimana ceritanya sehingga disini saya disembah
dan disebut Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul. Kalian boleh menyebut nama saya Biding
Laut jikalau saya sudah menemukan adik saya Saribu Raja. Ini sudah merupakan
janji terhadap diri saya karena saya merasa hanya Saribu Rajalah saudaraku,
karena dialah saya jadi begini.
Setelah Nantinjo mempertemukan
Biding Laut dengan Saribu Raja, Nantinjopun mengajak Biding Laut kembali ke
keluarga namun Biding Laut meminta kepada nantinjo bahwa ia harus dijemput dari
tempatnya di Parangtritis Yogyakarta. Dan yang terpenting, keturunan adiknya
Saribu Raja yang harus menjemputnya. Permintaan Biding Laut disanggupi, lalu
Namboru Nantinjo mengumpulkan satu team untuk menjemput Namboru Biding Laut ke
Parangtritis, satu minggu sebelum berangkat Namboru Nantinjo memberikan pengarahan
kepada team dan berpesan agar tidak menganggap enteng pekerjaan tersebut.
Karena pekerjaan ini sangat berat mengingat banyaknya pengikut namboru Biding
Laut yang tidak mau melepaskan dia kembali ke Raja Batak.
Pada Tanggal 1 Maret 2004 team
dikumpulkan Namboru Nantinjo dirumah hasorangannya di cianjur. Sebelum
berangkat, namboru memberikan nasehat serta menekankan untuk berhati-hati dan
jangan anggap remeh, namboru juga meminta Oppung Raja Gumeleng-Geleng membantu.
Oppung menyarankan kepada namboru agar memberikan sebutir telur kepada setiap
orang yang ikut dalam team. Malam itu pun Oppung langsung menuju ke
Parangtritis untuk mengamankan perjalanan team. Malam jam 20.00 WIB rombongan
team dengan tiga mobil kijang berangkat menuju parangtritis bersama nai Hotni
serta namboru Nantinjo.
Keesokan harinya team sampai di
parangtritis dan langsung menuju pantai. Disana team mencoba melepas lelah
sambil bermain di pantai, setelah lama mencari, team bertanya kepada penduduk
kampung dimana tempat bersemanyamnya Nyi Roro Kidul. Tanya punya Tanya akhirnya
team menemukan jalan menuju ketempat Namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding
Laut. Melihat jalan yang begitu sukar dilalui mobil, team tersebut sempat ragu
namun nai Hotni mengatakan bahwa dia sudah pernah bermimpi bahwa tempat namboru
Biding Laut adanya di gua dibawah bukit. Walaupun amat sukarnya jalan yang
harus dilalui, team bersepakat untuk melanjutkan perjalanan sampai mereka dapat
menemukan tempat namboru Kanjeng Ratu Nyi RoroKidul Biding Laut dan membawanya
pulang kembali.
Sesampai dipuncak bukit team
menemukan beberapa rumah, dan ternyata kendaraan hanya boleh sampai dikampung
tersebut. Team bertanya kepada orang yang ada disekitar kampung ternyata adanya
tempat yang mereka cari berada dikaki bukit tersebut. Sebagai penunjuk jalan
team minta tolong kepada orang kampung untuk mengantarkan mereka ke kaki bukit.
Pada waktu akan menuruni lembah, sebahagian team merasa kecut mengingat
terjalnya jalan yangharus ditempuh. Ternyata sebelum turun ada “tempat permisi”
disiapkan namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut. Kemudian team
mengusulkan agar nai Hotni beserta team agar meminta pertolongan kepadanamboru
dan Oppung. Setelah selesai team berembuk serta saling mengingatkan satu sama
lain jikalau ada yang merasa tidak mampu menuruni lembah agartidak memaksakan
diri untuk ikut. Ada tiga orang yang tidak ikut dan menunggu diatas karena
mereka merasa tidak akan mampu menempuh jalan tersebut. Kemudian team yang
tersisa mulai menuruni lembah dengan sangat hati-hati karena curamnya jalan
menuju ketempat namboru. Waktu yang ditempuh tersebut untuk menuju kebawah
ternyata memakan waktu lebih dari satu jam.
Sesampai dibawah, team merasa kaget
dan kagum melihat indahnya tempat namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding
Laut. Sipenunjuk jalan kemudian memperkenalkan team dengan kuncen yang ada
disana. Setelah beristirahat sejenak, team lalu mengajak kuncen menuju gua
tempat namboru.Sebelum masuk sang kuncen mengingatkan agar team berhati-hati,
dan ternyata memang jalan kedalam menuju gua tersebut harus merunduk sebab
banyak bebatuan yang menonjol. Jika tidak berhati-hati kepala bisa bonyok
terantuk batu. Maklumlah yang ada hanya lilin dan senter seadaya yang dapat
dijadikan sebagai penerangan, sementara gua tempat namboru sangat gelap.
Suasana didalam gua sangat hening. Team sangat terharu manakala dapat menemukan
tempat namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut.
Setelah membakar kemenyan kuncen
mulai berdoa dan menyarankan agar team berdoa menurut keyakinan masing-masing.
Team juga diingatkan jangan lupa meminta apa yang dikehendaki mereka, kemudian
masing-masing mereka berdoa. Selesai berdoa nai Hotni sudah mulai gelisah
ketika akan naik ketempat orang meletakkan kembang. Kemudian nai Hotni meminta
selendang namboru dari ama nihotni. Tidak lama kemudian namboru biding laut
datang dengan menumpang ke tubuh nai Hotni namboru mengucapkan “Horas
Pomparanku” yang membuat semua team menjadi menangis, lalu namboru bercerita
betapa menderitanya dia dahulu. Inilah tempatku mencari ilmu ujar namboru
kepada team kemudian namboru meminta team untuk mendekat kepadanya, satu
persatu team diusap dengan air serta kembang yang ada disana. Namboru juga
membagikan kembang dari air yang ada. Melihat kejadian tersebut sang kuncen pun
bingung, team bertanya kepada sang kuncen apakah itu benar Kanjeng Ratu Nyi
Roro Kidul? sang kuncen menjawab ya itu Ibu Ratu.
Setelah selesai acara didalam gua
namboru pamit dan berjanji akan melanjutkan pembicaraan kembali diluar gua.
Team beserta kuncen keluar dari dalam gua, team tidak dapat menggambarkan rasa
bahagia yang bercampur haru saat keluar dari gua.
Team beristirahat kurang lebih satu
jam untuk kemudian melanjutkan tugas kembali memanggil namboru Nantinjo diluar
gua. Nai Hotni merasa cemas dengan orang yang sedang bertapa ditempat namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut, takut-takut mereka tidak dapat
menerima kehadiran team. Team menganjurkan agar nai Hotni tenang dan berusaha
kembali untuk memanggil namboru Nantinjo. Nai hotnipun memanggil namboru
nantinjo lalu team mengucapkan terima kasih terlebih dahulu kepada namboru
sambil bersenda gurau. Team juga meminta kepada namboru Nantinjo untuk
memanggil kembali namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut sebab
pembicaraan didalam gua belum selesai.
Kemudian namboru Nantinjo memanggil
namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut, setelah namboru Kanjeng Ratu
Nyi Roro Kidul Biding Laut datang, namboru berbicara dengan bahasa batak dan
kemudian mereka berbincang-bincang dengan namboru. namboru meminta mereka agar
mengumpulkan keturunannya yang ada disana, team pun memanggil orangorang yang
ada disekitar itu untuk berkumpul, dan yang anehnya namboru duduk diatas tapi
kalu berbicara dengan team namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut
duduk ditikar namboru Nantinjo. Puas sudah perasaan team untuk
berbincang-bincang, akhirnya mereka meminta namboru ikut bersama team kembali
ke Raja Batak. Namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut menyetujui
permintaan team lalu namboru mengingatkan, karena ternyata team sampai tidak
menyadari bahwa hari mulai gelap.
Menyadari kalau sudah malam dan
tidak memungkinkan lagi untuk naik keatas kemudian team mengucapkan terima
kasih dan meminta bantuan kepada namboru agar dilindungi dalam perjalanan pulang.
namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut pun pergi, tinggallah team
bersama namboru Nantinjo. Setelah berbincang dengan namboru team pamit kepada
kuncen serta orang yang sedang bertapa ditempat namboru, mereka mengucapkan
terima kasih kepada team karena mereka dapat bertemu dengan Kanjeng Ratu Nyi
Roro Kidul Biding Laut. Setelah istrahat untuk melepaskan lelah, malam itu juga
rombongan team kembali ke cianjur.
Tiba di cianjur team memanggil
namboru Nantinjo dan mengucapkan terima kasih karena team telah selamat
melaksanakan misi menjemput namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut
mulai dari berangkat sampai kembali ke rumah nai hotni. Lalu team bertanya pada
namboru Nantinjo apakah namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut akan ikut
juga beserta rombongan pulang, namboru Nantinjo menjawab ikut. Team bertanya
kepada namboru Nantinjo langkah apa yang harus dilakukan team selanjutnya? lalu
namboru menyarankan bahwa mereka harus memberikan namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro
Kidul Biding Laut ulos sibolang, ikan batak (Ihan) serta nasi tumpeng, yaitu
mengadakan ritual yang sering kalian lakukan terhadap saya ujar namboru dan
harus hal itu haruslah dihadiri semua perwakilan keturunan ibotonya. Team
meminta namboru untuk memanggil namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut
kembali, setelah namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut datang, saat
itu mereka berbincang dengan bahasa batak. Team mengucapkan terima kasih karena
perjalanan team sukses serta selamat sampai kembali ke cianjur, team juga
sangat berterima kasih karena namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut
mau kembali ke Si Raja Batak.
Namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut mengatakan begitulah dulu susahnya namborumu ini dan kalian harus
mengalami sebahagian yang saya alami. Setelah puas ngobrol dengan namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut, namboru Nantinjo datang lagi? dan saat
itu team bertanya kapan harus dilaksanakan upacara ritual kepada namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut sebagai tanda bahwa namboru itu telah
kembali ke Raja Batak?, kapan waktu kalian bisa ujar namboru? diakhir pertemuan
namboru Nantinjo mengingatkan team untuk menyayangi namboru Kanjeng Ratu Nyi
Roro Kidul Biding Laut seperti halnya menyayangi saya serta jangan lupa ceritakan
ini kepada semua orang. Akhirnya teampun berunding malam itu kapan dilaksanakan
upacara ritual kepada namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut lalu team sepakat untuk
mengadakan upacara ritual kepada namboru Tanggal 4 Mei 2004, pada tanggal tersebut
sesuai kesepakatan diadakan upacara ritual kepada namboru Kanjeng Ratu Nyi
Roro Kidul Biding Laut sebagi tanda namboru itu kembali ke Keturunan Raja
Batak. Setelah keperluan untuk ritual sudah lengkap keturunan iboto namboru
Nantinjo dan Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut menyarankan agar memanggil
namboru Nantinjo terlebih dahulu untuk mempertanyakan bagaimana cara
menyampaikan ulos serta makanan yang telah tersedia kepada namboru Kanjeng Ratu
Nyi Roro Kidul Biding Laut. Namborupun memberikan petunjuk kepada seluruh
keturunan ibotonya, setelah itu namboru pergi. Setengah jam setelah namboru
pergi nai Hotni sepertinya kesurupan, yang hadir pada saat itu kaget karena
tidak tahu apa yang terjadi, namun panuturi (penterjemah) ama nihotni mengatakan
bahwa namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut akan datang.
Pada saat itu barulah mereka semua
mengerti, namun tingkah nai Hotni semakin aneh dan akhirnya namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut datang. Satu persatu keturunan ibotonya mengucapkan
sepatah dua kata kepada namboru sebagai perwakilan serta mengucapkan terima
kasih atas bersedianya namboru kembali ke Si Raja Batak. Setelah selesai,
keturunan ibotonya menyerahkan pakaian kebesaran namboru serta selendang dan
dilanjutkandengan memberikan namboru makan ihan.
Awalnya namboru tidak mau, bahkan
namboru bercanda apa ini? dalam bahasa sunda. Semua yang hadir menjawab makanan
khas batak namboru. Bagaimana caranya makan ini? Kemudian namboru pun
memakannya sedikit. Mereka yang hadirpun sampai lupa meletakkan nasi tumpeng di
hadapan namboru. Setelah diletakkan didepan namboru, dengan bercanda namboru
mengatakan nah ini baru makanan saya. Semua yang hadir tersenyum simpul melihat
tingkah namboru. Ya wajar saja namboru melakukan hal tersebut karena baru
pertama kali bertemu dengan keturunan ibotonya.
Namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul
Biding Laut bercerita pahit getirnya perjalanan hidupnya sampai menemui ajal
serta menjadi Roh. Roh namboru juga telah pernah pulang ke kampung halaman
namun betapa kecewanya namboru sebab namboru sudah tidak diakui bahkan yang
tertua keturunan Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon sudah menjadi Boru Pareme.
Akhirnya namboru kembali lagi keperantaun. Kemudian namboru bertanya kepada
yang hadir apakah mereka bersedia untuk memperbaiki hal tersebut? Semua
keturunan ibotonya menyanggupi.
Kemudian keturunan ibotonya bertanya
apalagi yang harus dilaksanakan selanjutnya setelah namboru kembali? Namboru
menjawab, “sayangi saya dan rawat sebagai namborumu dan namboru meminta kalau keturunan
ibotonya bersedia untuk mengadakan gondang sebab saya ingin menari” canda
namboru. Keturunan ibotonya bertanya kapan itu harus dilaksanakan? Kapan
waktunya dilaksanakan terserah kalian, yang penting kalian bersedia. Selanjunya
kalian tanya saja sama adikku Nantinjo. Baiklah namboru kata mereka semua.
Jikalau begitu nanti kami akan rundingkan dengan namboru Nantinjo jawab
keturunan ibotonya. Sebelum namboru pulang namboru berpesan agar semua yang
hadir menceritakan ke khalayak ramai bahwa Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding
Laut adalah Boru Si Raja Batak, lalu namboru pulang.
Kemudian namboru Nantinjo datang dan
bertanya bagaimana anak ni ibotoku (keturunan abangku) apa kata kakak saya?
lalu seorang utusan mengucapkan terima kasih atas perjuangan namboru
Nantinjo untuk mengembalikan namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut
serta memberikan kenang-kenangan atas usaha namboru berupa pakaian kebesaran
beserta sebuah ulos sibolang, sama dengan yang diberikan kepada namboru Kanjeng
Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut. Bahkan ada salah seorang keturunanibotonya
memberikan saputangan kepada namboru. Namboru juga mengucapkan terima kasih
kepada semua yang hadir atas perhatian serta kasih sayangnyaterhadap namboru.
Kemudian bagaimana tadi pembicaraan kalian dengan kakakku? yang hadir menjawab
bahwa namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut sangat senang dan namboru
meminta kalau boleh keturunan ibotonya harus mengadakan gondang untuk namboru
Kanjeng Ratu Nyi RoroKidul Biding Laut.
Selanjutnya kami diminta berunding
dengan namboru, kami hanya tinggal menunggu petunjuk dari namboru kapan akan
dilaksanakan gondang tersebut.Kalau begitu saya tanya dulu kakak saya, setelah
itu baru kita bahas kembali mengenai hal itu jawab namboru. Setelah itu namboru
pulang. Team yang dulunya diutus namboru Nantinjo untuk menjemput namboru
Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding laut dipanggil namboru untuk mengabarkan
keinginan namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut. Keinginan kakakku
sebenarnya acara gondang itu dilaksanakan secepatnya tapi saya meminta kepada
kakakku tiga atau empat bulan lagi dikarenakan adanya pekerjaan saya yang
sangat berat kata namboru. Namborupun bertanya apakah kalian siap untuk
mengadakan gondang tiga empat bulan lagi? Ya akan kami berusaha semaksimal
mungkin namboru, jawab team. Dan mereka juga meminta agar kiranya namboru juga
membantu agar gondang tersebut dapat terlaksana.
Tanggal 14 Juli 2004 namboru
Nantinjo mengundang team dan namboru mengeluarkan uneg-uneg yang ada dalam
hatinya. Pada saat itu namboru berkeluh kesah tentang Pulau Malau, apakah
kalian (team) tidak dapat membantu saya untuk mengembalikan pulau malau? sebab
saya melihat ada sekelompok malau yang mau mencoba mengembalikan pulau malau
tanpa saya. Kemudian team menjawab, namborukan dapat menghalangi mereka dengan
kesaktiannamboru. Namboru mengatakan bahwa sudah selama tiga tahun namboru
menghalang-halangi rencana kelompok tersebut sampai kapan aku menghalangi?
Bahkan saya telah membuat kehidupan
mereka semerawut (ruddut) tetapi tetap saja mereka tidak sadar. Mendengar itu
team merasa bingung juga, team melihat ada rasa iba terhadap kelompok tersebut,
sepertinya namboru menginginkan agar team berusaha meloby kelompok tersebut
untuk tidak memaksakan kehendak mereka. Keinginan namboru jikalau niat mereka
baik, kenapa dia tidak diajak sebagai pemilik pulau malau. Team pun berjanji
kepada namboru akan berusaha semampunya untuk membantu namboru mengembalikan
pulau malau sesuai petunjuk namboru. Team juga bertanya kapan akan dilaksanakan
pengembalian pulau malau? namboru menjawab nanti saya beritahukan, saya akan
memanggil kalian lagi kalau waktunya sudah tepat. Kemudian team bertanya
kira-kira permintaan namboru Kanjeng Ratu Nyi Roro Kidul Biding Laut membuat
gondang (margondang) kapan namboru menjawab kira-kira tiga atau empat bulan
lagi usai itu namboru pulang.
Team mengambil kesimpulan sebelum
kembali pulau malau namboru tidak akan pernah tenang. Bahkan siapapun yang
berusaha menghalangi ketulusan hati namboru meskipun itu keturunan abangnya
akan diberikan ganjaran. Untuk itu team mengajak seluruh pembaca keturunan
Oppung Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon untuk mendukung seluruh rencana mulia
namboru, mengingat masih banyak rencana namboru seperti:
- Margondang tiga atau empat bulan lagi merayakan kembalinya namboru Biding Laut
- Mengembalikan Pulau Malau
- Membangun sopo sebagai pertanda di Parik Sabungan
- Mempersatukan semua keturunan Oppung Guru Tatea Bulan/Sibaso Bolon
Akhir kata team mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut membantu secara moril
maupun materil guna terwujudnya pembuatan buku ini. Team menghimbau dan
mengajak seluruh pembaca ataupun keturunan Guru Tatea Bulan/SiBaso Bolon untuk
menjaga nilai-nilai sejarah serta menghormati leluhur.
Semoga buku ini bermanfaat bagi kita
semua beserta keturunan kita dikemudian hari. Kpada Pembaca yang terhormat,
bila ingin mengetahui lebih dalam dan lebih jelasnya cerita ini, karena
kami paham pastilah banyak kekurangan dalam pembutan buku ini dapat langsung bertanya
kepadaNamboru Nantinjo melalui Nai Hotni Boru Sagala dengan alamat:
Jalan Raya Baru, Perumahan Pesona
Cianjur Indah Blok A-l No.7.
CATATAN:
Dari catatan di atas saya kurang setuju dengan cerita bahwa Namboru Biding Laut mencari-cari Tuan Saribu Raja, melainkan mencari Ompu Raja Biak-Biak yang tidak ada lagi di goa Pusuk buhit tempat Ia diletakkan ayahnya Si Raja Marata (Guru Tatea Bulan).